SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1437 H /2016 M : Maaf Lahir dan Bathin

Selasa, 30 Agustus 2011

1 Syawal Pemerintah Tunda Penyulutan Meriam Pusaka Kerajaan

TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG- Ahli waris Keraton Kerajaan Matan Tanjungpura menunda upacara penyulutan meriam pusaka kerajaan itu, yang sedianya dilakukan, Senin (29/8) malam, sebagai pertanda menyambut hari kemenangan 1 Syawal.
Meriam di teras Keraton Kerajaan Matan Tanjungpura tersebut siap untuk dinyalakan, namun terpaksa digotong Pemangku Adat Keraton untuk dibawa kembali masuk ditempat penyimpanannya. Hal ini buntut mepetnya penetapan 1 Syawal oleh Pemerintah Pusat.
"Upacara penyulutan meriam ini memang tradisi Keraton Kerajaan Matan Tanjungpura di setiap tahunnya, khususnya dihari-hari istimewa," ujar Pangeran Ratu Kerajaan Matan Tanjungpura, Gusti Kamboja kepada Tribun.
Sedianya, pada malam itu ratusan masyarakat Ketapang, berserta ahli waris Keraton Kerajaan Matan Tanjungpura akan mengelar malam takbiran 1 Sawal, dengan menyuluh meriam pusaka peninggalan zaman perang Kerajaan Tanjungpura di tahun 1400 an, sebanyak tiga kali.
"Ini hanya ritual budaya yang ditandai dengan disuluhnya meriam pusaka ini. Konon dipercaya, dengan dibunyikannya sebagai penyemangat masyarakat, dan kerajaan itu untuk lebih kuat," tutur Pangeran Ratu
Kerajaan Matan Tanjungpura, sekaligus Ketua DPRD Ketapang itu.
Selain menyuluh meriam pusaka, rencananya ahli waris Keraton Kerajaan Matan Tanjungpura di Ketapang itu akan mengelar pawai, dan sejumlah kemeriahaan lainnya, namun ditunda.
Pantauan Tribun, dari sekitar pukul 19.30 WIB ratusan masyarakat Ketapang, meskipun hujan mengguyur daerah itu tetap berbondong-bondong untuk merayakan malam 1 Syawal bersama ahli waris kerajaan di Keraton Kerajaan Matan Tanjungpura.
Ada yang berjalan kaki, menggunakan roda dua hingga roda empat, hampir 1,5 jam menunggu, acara akhirnya dimulai dengan dipimpin Pangeran Ratu Kerajaan Matan Tanjungpura, Gusti Kamboja, Pangeran Laksamana Anom, Gusti Padli, dan Ustad Uti Tazi Kiran.
Lantunan syair kemenangan dari lagu-lagu religi diputar mengema di seluruh wilayah keraton, ratusan warga menikmati suguhan pujian ucapan syukur, dan ketupat colet disediakan keluarga keraton bagi warga sekitar.
"Sebenarnya pada zaman dulu, Nabi itu berpuasa hanya 29 hari, menurut Al-Quran hanya satu kali Nabi berpuasa 30 hari," kata Ustad Uti Tazi Kiran.
Meski demikian Uti Tazi Kira meminta masyarakat Ketapang tidak mempermasalahkan penetapan 1 Syawal oleh pemerintah. "Meski dalam hitungan kita ada yang 29 hari, tapi kita harus menghormati keputusan pemerintah," timpalnya.
Walau Pemerintah Pusat menetapkan 1 Syawal pada hari Rabu 30 Agustus, acara keraton itu tetap dilaksanakan ditengah kebahagiaan warga, namun tanpa takbiran, dan penyulutan meriam pusaka kerajaan
(Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Pionerson : http://www.tribunnews.com/2011/08/30/1-syawal-pemerintah-tunda-penyulutan-meriam-pusaka-kerajaan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar